jualan bakso = jualan bensin

Pagi ini aku sengaja berangkat agak pagian karena akan ke pom bensin tentunya untuk beli bensin bukan combro terus istriku akan mampir di daerah Sabang (Jakarta Pusat) karena akan beli kue untuk persiapan rapat reboan di tempatnya kerja.

Kita beli bensin di pom bensin dekat rumah daerah sebelum taman puring, ada pom bensin baru. Karena masih baru otomatis semua serba baru, tempatnya luas, pegawainya baru, ada mini marketnya, ya seperti konsep-konsep yang lagi jadi trend sekarang ini "POM BENSIN TERPADU". Hmm... antrinya panjang banget ditambah lagi petugasnya baru ganti shift dan terkesan lelet aku jadi tidak sabar juga. Aku bilang ke istri, kita beli di depan aja. Namun kata istri "sabar.... lumayan kita dalam antrian nomor 9 lihat tuch dibelakang kita panjang banget". Yach... kutahan sebentar tapi karena kulihat petugasnya (perempuan semua) yang tidak cekatan dan terkesan lelet, akhirnya kuputuskan untuk beli di daerah Pakubuwono. Sesampai di POM Bensin di daerah Paku Buwono (yang kata orang Pom Bensin itu punyanya Taufik Kemas) keadaan emang beda 180 derajat, tidak antrian dan cenderung sepi.

Hehehe.... jadi su'udzon nich, kenapa jadi konsumen banyak lari ke pom bensin yang baru tadi. Emang logikanya pom bensin yang baru berada dibelakang sebelum pom bensin yang ada di Pakubuwono. Jadi ingat dengan pedagang bakso rusuk di daerah Cibubur, ketika baru buka walah yang antri berjubel dan aku pernah lihat ketika melewati jalan tersebut aku lihat orang rela menunggu di depan warung padahal warungnya belum buka, tapi itu berlangsung tidak lama mungkin hitungan bulan saja sekarang yang beli seperti layaknya orang jualan, tidak ruame banget. Diakuin atau tidak fenomena "pelarisan untuk dunia perdagangan sah-sah saja.

Hm..."apakah jualan bensin sama juga dengan jualan bakso" ???