INTRODUCE
My name HARIANTO from East Java, Madiun city and Demangan Villages

Selasa, 03 November 2009

Who is "Chandra Hamzah"

Chandra Dinanti Warga

Kedekatan dan keakraban dengan warga sekitar tempat tinggal ternyata bukan cuma monopoli Bibit. Siapa yang mengira di balik ketegasannya, sebagai pimpinan KPK, Chandra Hamzah ternyata seorang yang bersahaja terutama bagi para tetangga di sekitar rumahnya di Jalan Manggarai Selatan IX No 46 Komplek garuda RT 10/01 Kelurahan Bukit Duri Tebet, Jakarta Selatan. Sosoknya, kini menjadi pembicaraan tak habis-habisnya di kalangan tetangganya.

Seorang petugas keamanan di perumahan Garuda Wahid, yang akrab dipanggil Babe mengatakan, sejak menduduki jabatan sebagai pimpinan KPK, Chandra sering terlihat pulang malam karena tugasnya itu. Namun, ditengah aktivitasnya yang sibuk, Chandra tetap bersosialisasi dengan warga sekitar.

"Jika ada peringatan 17 Agustus-an, atau acara-acara lain di lingkungan komplek, beliau selalu menyempatkan diri ikut berpartisipasi. Dia juga warga yang ikut berbaur dengan warga lain tanpa memandang status sosialnya,'' ujarnya.

Ketika SP berkunjung, Senin (2/11) malam, rumah Chandra tampak sepi dan tidak ada aktivitas. Hanya sebuah motor Harley Davidson, yang berada di luar rumah. Menurut Babe, hanya ada seorang pembantu rumah tangga yang datang setiap harinya dari pukul 07.00 WIB hingga tengah hari.

Lebih lanjut, Babe mengungkapkan, semenjak penahanan Chandra oleh Polri, rumah tersebut memang menjadi sepi. Istrinya, Isma Mustika dan anak semata wayangnya, Jihan, mendadak tidak lagi terlihat di kediamannya. Hanya wartawan yang terus berdatangan melihat kondisi rumah tersebut.

"Istri dan anaknya yang berumur sekitar enam tahun, sepertinya tinggal sementara di rumah sanak saudaranya di wilayah Menteng. Sejak penahanan, kami belum pernah lagi melihat mereka,'' tambah Babe.

Penghuni Komplek Garuda juga makin mengenal sosok Chandra dari televisi dan media massa yang lain. Sebagian besar dari mereka yakin, sosok Chandra adalah pribadi yang baik dan tidak mungkin melakukan perbuatan seperti yang dituduhkan. "Banyak warga yang ikut mendukung Chandra. Mereka yakin ia tidak bersalah. Sosok Chandra kian dinantikan oleh warga komplek,'' tuturnya.

Terkait itu, warga serta Ketua RT 10 RW 01 di kediaman Chandra meminta agar pengamanan di komplek tersebut diperketat, mengingat makin memanasnya hubungan antara Polri dan KPK. Wartawan pun tidak diizinkan membawa kendaraan, dan hanya diperbolehkan berjalan kaki untuk melihat lokasi rumahnya.

"Saya sudah mendapat instruksi, untuk lebih ketat menjaga komplek, dengan memeriksa setiap pengunjung yang datang. Kami hanya memperbolehkan penghuni untuk masuk dengan kendaraanya, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Wartawan pun, dibatasi karena takut mengganggu jam istirahat warga,'' tambahnya.

Dari pantauan SP, terlihat beberapa kali patroli Polsek Tebet melintas di kawasan tersebut. Menurut Babe, hal tersebut tidak biasa terjadi, dan baru saat ini mobil patroli polisi mengawasi komplek perumahan tersebut. [FLS/C-5]

Mengenal "Bibit Slamet Riyanto

Warga melintas di depan rumah wakil ketua non aktif Bibit Samad Rianto di Ciledug, Tangerang, Selasa (3/11). Hari ini merupakan hari ulang tahun ke-64 Bibit Samad Riyanto namun aktivitas di kediaman Bibit tampak sepi.

Tak henti tangan Afina (6) bergayut manja di lengan sang ayah. Cucu pertama Bibit Samad Rianto itu sempat merengek minta dipertemukan dengan eyang kakungnya yang kini masih mendekam di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Senin (2/11) malam, dia bersama orangtua dan adiknya berniat menunggu kedatangan eyang tercinta.

"Kabarnya begitu, 99 persen akan ditangguhkan penahanannya. Tapi satu persennya hanya Allah yang tahu," ujar anak pertama Bibit sekaligus ayah Afina, Yudi Priyanto (34), ketika ditemui SP di halaman rumah Bibit.

Yudi menuturkan kabar sang eyang akan dibebaskan awalnya diketahui dari media massa, Minggu. Sayangnya, sampai pagi tiba kabar itu tidak terbukti.

Kepulangan Bibit seharusnya bisa menjadi kado terindah buat keluarga purnawirawan jenderal polisi itu. Bibit, yang lahir di Kediri pada 3 November 1945, hari ini tepat berusia 64 tahun. Menurut Yudi, tidak ada acara spesial yang disiapkan keluarga. Biasanya, kakek tujuh cucu tersebut merayakan ulang tahun dengan nasi kuning dan hiburan grup musik keroncong.

Namun kali ini keluarga hanya berencana mengunjungi Bibit di Rutan. Saat ditanya apa kado para cucu untuk eyangnya, isteri Yudi, Oke (34), menjawab, "Hadiahnya doa saja. Itu malah tidak ternilai, supaya eyang tetap sehat."

Bibit sehari-hari tinggal bersama isteri, keponakan, dan pembantu. Lokasi rumahnya terletak di RT 001/012 Kelurahan Pendurenan, Kecamatan Karang Tengah, Tangerang, Banten. Jalan menuju gang rumahnya harus menumpang lewat pintu masuk Komplek Griya Kencana I, Ciledug, Tangerang.

Selayaknya di perkampungan, halaman rumah Bibit masih berupa tanah merah. Di samping rumahnya tumbuh sekitar 50 pohon palem. Salah satu tetangganya, yang hanya berjarak 100 meter dari rumah Bibit, merupakan agen telur ayam. Sehingga, bau anyir telur menjadi konsumsi sehari-hari keluarga mantan Kapolda Kalimantan Timur itu.

"Dulu tinggal di Komplek Ciledug Indah. Tahun 1990 pindah ke sini karena sering banjir," tutur Yudi terkekeh.

Bibit bersama isterinya, Titik Sugiharto (pensiun Kepala Perawat di Rumah Sakit Jiwa Grogol, Jakarta), dikaruniai empat anak. Yudi, anak pertama, bekerja di sebuah perusahaan swasta dan aktifi di LSM Lumbung Informasi Rakyat (Lira). Anak kedua, Bayu Suseno, merupakan Kapolsek Pagedangan Kabupaten Tangerang, Banten. Lalu, dua anak perempuannya bernama Endah Sinta Laras dan Rini Wulandari.

Yudi bercerita seharusnya ada tiga polisi di rumahnya. Tapi apa mau dikata, ujarnya, hanya Bapak dan Bayu yang berhasil memakai seragam. Dia mengaku gagal berprofesi polisi karena tidak mendapat memo (rekomendasi) dari Bibit. Padahal, mudah bagi Bibit untuk memasukkan anaknya ke institusi Polri.

Prinsip hidup Bibit sejalan dengan dua tokoh idolanya yakni proklamator Indonesia Soekarno dan mantan Kapolri Hoegeng Imam Santoso. Diakui Yudi, nilai-nilai nasionalisme Bibit juga diteladani dari dua tokoh itu.

Sesepuh Kampung

Di mata Ketua RT 001/012 Kampung Pendurenan, Kismanto, sosok Bibit berbeda dari kebanyakan pejabat. Tidak ada rasa sungkan saat warga berbincang dengan mantan Rektor Universitas Bhayangkara Jakarta itu. Masyarakat, tuturnya, menganggap Bibit sebagai pelindung dan sesepuh kampung. "Setiap pagi, setelah sholat Subuh, Pak Bibit bersama Ibu olahraga jalan kaki keliling kampung. Jadi warga sini kenal dia," ujar Kismanto.

Menurutnya, Bibit sering berpartisipasi dalam setiap acara RT. Warga juga kerap diundang dalam momen bahagia keluarga Bibit. Misalnya, hari ulang tahun atau ulang tahun perkawinan, serta ketika Bibit memperoleh jabatan baru.

Bahkan, dia dan Bibit sempat mendirikan grup musik keroncong bernama Puspa Kencana. Grup itu berisi warga dan sejumlah pegamen jalanan. Bibit, katanya, memang penggemar keroncong dan memiliki sejumlah alat musik.

Kismanto juga paham rekam jejak karier Bibit saat menjabat Kapolres Jakarta Utara, Kapolres Jakarta Pusat, Wakapolda Jawa Timur, dan Kapolda Kalimantan Timur. Dia pun mengetahui penugasan Bibit ke Peru pada 15 Agustus 2009, di mana Ari Muladi mengaku bertemu Bibit dalam kurun waktu itu. "Sebelum ramai di media massa Pak Bibit menunjukkan bukti-bukti ke Peru, saya sudah tahu dari anaknya bahwa beliau ada tugas di Peru," ucapnya.

Di hari ulang tahun Bibit, Kismanto mendoakan agar kasus warganya itu segera berakhir. Sejak kasus bergulir, dia juga selalu meminta pengajian di kampung mendoakan Bibit dan Chandra M Hamzah. "Orang baik mau menjadi baik memang banyak tantangannya," ujar Kismanto. sumber : SP/Ruht Semiono

Senin, 02 November 2009

Gerakan sejuta facebooker dukung Chandra Hamzah & Bibit Samad Riyanto

Baru-baru ini di jejaring yang namanya facebook ada gerakan 1.000.000 dukung Chandra Hamzah dan Bibit Samad Riyanto. Seperti diketahui bersama beliau berdua ini adalah dua orang ketua yang duduk di KPK dan sekarang ditahan oleh Polisi diduka melakukan kegiatan yang melanggar hukum itu versi polisi.

Sebagai orang awam yang kurang bisa memahami maksud dari persoalan ini, serta merta aku tidak terburu-buru untuk ikut mendukung gerakan tersebut, walaupun ada seorang teman yang menyarankan ikut bergabung. Kenapa saya tidak serta merta bergabung walaupun klo kita perhatikan yang rela pasang badan mendukung beliau berdua bukan hanya orang-orang seperti saya saja tetapi beberapa tokoh kaliber negeri ini, seperti Gus Dur, Hidayat Nurwahid, Taufik Ismail, Imam B. Prasodjo dan banyak lagi.

Saya tidak tahu siapa Bapak Bibit S. Riyanto dan Bapak Chandra Hamzah itu juga motifnya apa polisi menangkap beliau berdua. Di media-media yang ada ditanah air hanya membeberkan asumsi-asumsi pemikiran para tokoh-tokoh dalam menyikapi masalah yang ada dan belum tahu kebenarannya.

Saya cenderung lebih suka menunggu proses peradilan di negeri ini daripada hanya ikut-ikutan saja. Siapakah yang menang dan siapakah yang didzalimi, kita lihat perkembangannya. "Becik ketitik, Olo ketoro" itu salah satu istilah dalam bahasa Jawa yang artinya siapa yang melakukan perbuatan baik akan kelihatan begitu juga siapapun yang melakukan perbuatan jahat juga akan kelihatan.

Liukan-liukan di tengah lautan

Naik kapal ferry adalah pengalaman pertama kali diusiaku yang ke 34 tahun ini. Kesempatan bukannya tidak ada, tetapi kekhawatiran yang membuat kesempatan tersebut terlewatkan. Allhamdulillah akhirnya pengalaman tersebut terjadi walaupun dibalut kekhawatiran dalam hati kecil ini. Kemarin tanggal 30 Oktober 2009 kesempatan itu tiba, aku harus ke Lampung dan untuk mencapai ke sana mau tidak mau jika pakai jalur darat harus menyeberang menggunakan kapal ferry.

Ketika sampai di pelabuhan Bakaheuni, saat mobil masuk ke Kapal ferry, dalam hati perasaan khawatir dan takut bercampur aduk kurasakan. Setelah mobil parkir, aku dan teman-teman keluar dan menuju lantai atas sambil melihat air laut, ternyata asyik juga walaupun sejujurnya dalam hati masih menyimpan ketakutan dan tidak lupa memohon keselamatan selama dalam perjalanan. Perjalanan kurang lebih 2 jam, ternyata bosan juga hanya melihat lautan.

hari sabtu malam ketika kembali ke Jakarta saat di kapal ada pengalaman lain, dugaanku jika perjalanan malam hari akan lebih membosankan karena pandangan terbatas tidak seperti perjalanan siang hari, eeee.... ternyata tidak, diatas dak kapal di lantai dua ada sebuah kantin yang menyajikan tontonan organ tunggal dengan penyanyi-penyanyi yang aduhai dengan goyangan-goyangan hotnya.

Terus terang dengan menikmati musik dan sesekali melirik goyangan hot penyanyi serasa tidak sedang berada di kapal tetapi seperti diacara orang hajatan. Kadang-kadang terbersit perasaan bersalah sama Tuhan, dengan kondisi di tengah lautan yang gelap kok kita sebagai manusia bukannya memanjatkan doa keselamatan dalam perjalanan tapi cenderung bersuka ria.

Minggu, 01 November 2009

Carmuk harus legowo

Fotografer adalah profesi ataupun hobby dimana seseorang memotret obyek hidup maupun obyek mati, (kira-kira itu definisi menurut gw).

Seorang fotografer harus punya sifat LEGOWO, kenapa???? .... karena setiap saat harus mengabadikan kegiatan orang lain, sementara dirinya sendiri tidak pernah terabadikan, kalaupun terabadikan hasilnya tidak sesuai dengan keinginan kita.

Harusnya para pejabat yang tidak legowo saat harus turun dari jabatannya mereka harus belajar dari seorang fotografer.

rencana Alloh itu Indah

sWeeT MeMorY...... "NostalGia SMA"