INTRODUCE
My name HARIANTO from East Java, Madiun city and Demangan Villages

Rabu, 10 November 2010

kerokan


Petugas dilarang sakit, itu salah satu himbauan atau perintah salah seorang pejabat saat melepas petugas PPIH di Asrama Haji Pondok Gede 9 Oktober 2010 lalu.
Masuk logika juga, coba bayangkan bagaimana dengan yang dilayani, jika pelayannya sendiri sakit-sakitan.
Namanya juga sakit, siapa yang bisa menolaknya apalagi perbedaan suhu di tanah air dengan kota Makkah sangat berbeda dan memerlukan penyesuaian yang lama. Ditambah lagi dengan waktu kerja yang lumayan panjang membuat kondisi fisikpun melemah. Akibatnya diantara petugas sakit bergantian, dikala obat yg disiapkan dari tanah air habis dan obat lain tidak cocok maka dilakukan alternatif lain yaitu "kerokan" seperti kebiasaan yg saya lakukan.

Selasa, 09 November 2010

66 hari di Mekkah

Mekkah 9 Nov 2010,
Ngga terasa sudah 33 hari berada di Kota Mekkah bertugas sebagai PELAYAN tamu-tamu Allah.
10 Oktober 2010 sampai di Kota Jeddah, setelah proses administrasi di Bandara King Abdul yang memakan waktu cukup lama selesai langsung ganti baju ihram yg kemudian niat umroh ambil miqat di Jeddah kemudian berangkat menuju Mekkah. Perjalanan dari Jeddah ke Mekkah kurang lebih ditempuh 2 jam.

Minggu, 07 November 2010

Bapakku pergi


Makkah, 8 Nov 2010.

21 hari Bapakku (Letjen TNI Purn Himawan Sutanto) meninggalkan aku selama-lamanya. Tidak bisa lagi aku mencium tangannya, tidak bisa lagi melihat senyum ramahnya, tidak bisa lagi mendengar suara sapaannya, "hari...". Subhanallah....
20 Oktober, hari itu saya tidak merasakan firasat apa-apa, hari itu pula saat saya melaksanakan sholat subuh di masjidil haram, selesai sholat saya berdoa kepada Allah SWT, agar Bapak diberi kesembuhan dari penyakitnya agar bisa kembali di tengah keluarga tercinta, namun ada doa lain jika melihat köndisi fisiknya yg sangat memberatkan, saya mohon yang terbaik untuk beliau. Sesampai di pemondokan, baru istirahat sebentar saya mendapat berita sms dari istri bahwa Bapak meninggal dunia jam 09.50 wib.
Innalillahi wainna illaihi rojiun, ya Allah akhirnya Engkau telah memilihkan jalan terbaik untuk Bapak, tak dipungkiri ada rasa sedih dan air mata meleleh di antara pelupuk mataku.

Senin, 30 Agustus 2010

Pilihan saya teryata tidak salah (2)

Prestasi yang diraih anak-anak bangsa di pentas internasional memang layak diberikan apresiasi. Lihat saja, pada ajang International Environmental Project Olympiad (Inepo) ke-18 di Istambul, Turki pada 19-22 Mei 2010 lalu, Tim Indonesia yang diwakili anak-anak SMAN 5 Madiun, SMA Saint Lorensia Serpong, Tangerang dan SMA Semesta Bilingual Boarding School (BBS) Semarang berhasil menyabet 3 emas dari 11 emas yang dilombakan.


Salah satu dari 3 tim Indonesia yang meraih emas di ajang tersebut adalah tim SMAN 5 Madiun. Karya ilmiah yang diusung mereka ke Inepo adalah batu bata yang dibuat dari campuran tanah dan abu limbah pabrik gula (PG) yang diklaim tahan gempa. Batu bata itu sudah diuji di Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Hebatnya lagi, mereka yang melakukan penelitian mengenai batu bata anti gempa ini ternyata adalah para siswi di sekolah tersebut yang kesehariannya sangat jarang bergaul dengan dunia konstruksi. Adalah Nina Milasari (kelas 11) dan Christina Kartika Bintang Dewi (kelas 10) yang meraih penghargaan tersebut.

Selain lebih kuat mampu menahan beban 91831,56 Pa, batu bata ini juga lebih ringan 2 ons dibanding batu bata biasa ukuran yang sama. Tak hanya itu, batu bata ini juga lebih murah. Dengan biaya produksi Rp Rp 160 ribu per 1.000 bata, ia lebih murah dibanding bata biasa yang biaya produksinya Rp 178 ribu per 1.000 keping.

Meski karya siswanya diakui internasional, sekolah sendiri belum punya rencana terhadap produk tersebut, termasuk mematenkan atau memproduksinya dalam skala massal.

“Itu nanti. …………. Mau dipatenkan atau diproduksi massal, itu kan butuh waktu untuk koordinasi antara sekolah, Dinas Pendidikan, Pemkot Madiun, dan pihak lain. Karena untuk memroduksi massal, pasti butuh dana, sarana, prasarana yang tidak sedikit, dan sekolah pasti tak mampu,” kata Wakil Kepala SMAN 5 Kota Madiun bidang Kesiswaan, Drs Priyo Ami Susilo.

Dibalik kesuksesan tersebut, ternyata persiapan keberangkatan tim ini dilakukan dengan susah payah. Pemkot Madiun kurang merespons karena merasa pengajuan permohonan bantuan dana ke ajang ini tidak pernah mereka terima. Sebaliknya, sekolah merasa sudah 2 kali mengirimkan proposal. Akhirnya, sekolah dan komite sekolah berusaha keras mencari dana berbagai pihak, termasuk melakukan penggalangan dana ke sejumlah kampus dan terakhir dicukupi Departemen Pendidikan Nasional.Meski demikian, Pemkot Madiun ikut bangga. “Saya ikut bangga sekali atas prestasi tingkat internasional yang diraih oleh siswa SMAN 5,” ujar Kabag Humas Pemkot Madiun, Drs Edi Hermayanto.

Adakah rasa menyesal atas sikap pemkot yang terkesan kurang mendukung keberangkatan tim ini ke Turki?

“Lho siapa yang mempersulit? Tidak ada. Ya, karena waktu itu masalah mekanismenya saja. Tapi akhirnya kan Pak Wali sudah memanggil mereka (tim karya ilmiah), dan Pak Wali sudah memberikan uang saku,” tukasnya.

Priyo menyebutkan tak ada bantuan langsung dari pemkot untuk memberangkatkan tim mereka. Dana yang mereka pakai didapat dari penggalangan dana spontanitas dari sejumlah kampus dan sekolah (Rp 35 juta), komite sekolah (Rp 10 juta), para guru SMAN 5 Kota Madiun (Rp 5 juta), dan uang saku dari Kemendiknas (Rp 6,5 juta/orang).

Kemendiknas juga menanggung tiket pesawat pulang pergi serta akomodasi selama tiga hari pelaksanaan olimpiade. Kelebihan waktu dari 3 hari pelaksanaan olimpiade ditanggung oleh tim dari uang saku hasil penggalangan dana itu.
(kutipan dari http://kppo.bappenas.go.id/news/batu-bata-anti-gempa-buatan-anak-sma-indonesia-raih-emas-di-olimpade-internasional

Pilihan saya teryata tidak salah (1)


Madiun - Cemas dan was-was itu yang dirasakan 2 pelajar SMAN 5 Kota Madiun, Nina Milasari (17) kelas XI, IPA 2 dan Cristina Kartini (16) kelas X. 8.

Dua siswa ini pencipta batu bata tahan gempa. Namun sayangnya untuk berangkat mengikuti ajang International Environmental Project Olympiad (INEPO) di Istanbul, Turki, keduanya kesulitan dana.

"Kita tidak tahu soal dana kita serahkan ke sekolah. Yang penting tugas saya belajar dan memajukan dunia pendidikan di Kota Madiun. Tapi katanya biaya ke Turki banyak dan masih mencari dana," kata Nina, sambil meneteskan air mata saat ditemui di sekolahnya, Kamis (6/5/2010).

Nina mengungkapkan berbagai upaya dilakukan oleh pihaknya untuk mencari bantuan tambahan dana berangkat ke Turki. Mahasiswa Madiun di Politeknik dan IKIP PGRI menggalang dana.

"Katanya kakak kita dari kampus IKIP PGRI dan Politeknik ada penggalangan dana buat tambahan biaya keberangkatan kita," ungkap Nina.

Sementara itu, Imam Zuhri, guru fisika dan pembina siswa kepadamenjelaskan untuk mengikuti lomba diperlukan dana Rp 170 juta untuk 3 orang. Rinciannya untuk 2 peserta dan 1 guru pendamping. Pihak sekolah mengaku tidak memiliki anggaran sebesar itu, dan telah mengajukan bantuan ke Dinas Pendidikan Madiun. Namun belum bisa memberikan tanggapan menunggu instruksi dari walikota.

"Kita sudah ajukan ke dinas pendidikan. Katanya masih nunggu jawaban dari walikota. Untuk biaya berangkat kita tafsir sekitar Rp 170 juta untuk 3 orang dan kita belum memiliki dana itu," tutur Imam.

Seperti diberitakan sebelumnya untuk perlombaan tingkat internasional itu 2 siswi SMAN 5 Kota Madiun mengirimkan proposal dengan judul 'The Use of Sugar Factory Dust in Making Seismic Resistance Bricks' (Penggunaan limbah pabrik gula dalam pembuatan bata bata tahan gempa) dalam International Environmental Project Olympiad (INEPO) di Istanbul, Turki. Rencananya INEPO digelar dari tanggal 19-22 Mei 2010.
(wln/wln)

Jumat, 16 Juli 2010

Allhamdulillah.....

17 Juli 2010....allhamdulillah dapat berita baik....aku mendapat kesempatan jadi Petugas Ibadah Haji 1431 H.

Senang itu sudah pasti, ucapan syukur yang pertama terucap dari bibirku adalah allhamdulillah, terima kasih ya Allah atas rejekiMu, nikmatMu, insyaAllah atas kehendakMu pula aku akan penuhi panggilanMu.

Aku mengucapkan terima kasih kepada Kepala Biro Diklat & Kepramukaan (Kak Desi Ampriani) dan teman-teman staf lainnya yang telah mensupportku baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat.

Minggu, 27 Juni 2010

Ada apa denganmu.....Ariel Peterpan

Beberapa bulan ini banyak pihak mengkhawatirkan generasi muda bangsa ini RUSAK akibat video mesum yang disinyalir mirip beberapa artis.

Semua orang di negeri ini mengamini jika benar yang dilakukan mereka adalah SALAH dan harus diproses diperadilan untuk membuat jera para pelaku.

Saya pribadi menganggap berlebihan jika video mesum itu akan merusak mental generasi muda ini. BENAR BEGITU....

Perlu dipertanyakan lagi.... apakah bangsa ini baru kali saja mengalami kejadian seperti ini...apakah bangsa ini begitu susah untuk mendapatkan film-film semacam itu....apakah bangsa ini sudah punya FILTER untuk setiap warganya melihat film-film dewasa dan mengunduhnya di internet....mungkin masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang ada dikepala ini.

Bangsa ini baru bisa membuat aturan-aturan yang tidak membolehkan warganya untuk berbuat yang melanggar hukum tapi belum bisa membuat perangkat pencegahan untuk warganya berbuat yang dilarang.

Minggu, 06 Juni 2010

Ketika sudah tidak saling percaya

KEPERCAYAAN adalah salah satu faktor penting dalam sebuah hubungan jika kadarnya berkurang, masalah akan timbul.

(Contoh kasus jika suami ketahuan SELINGKUH) "bukan aku loh..."

APA PENYEBABNYA……

KOMUNIKASI MANDEK

Ketika suami atau istri ketahuan bohong untuk menutupi PERSELINGKUHANNYA sudah pasti kadar kepercayaann pasangannya akan berkurang “sulit sekali mengembalikan kepercayaan menjadi 100% seperti semula”. Biasanya pihak yang dikhianati curiga dan merasa pasangannya akan mengulangi hal yang sama dikemudian hari.

“memang", perempuan sulit menerima kejujuran kaum suami jika si suami mengaku SELINGKUH”, apalagi perempuan kecenderungan mempunyai sikap susah mengendalikan emosi. Disarankan jika hal ini terjadi pada keluarga anda, istri tetap dapat mengatur emosinya sehingga bisa berfikir jernih dan dapat menentukan langkah selanjutnya saat mendengar kejujurannya. Jika emosi istri meledak-ledak dikesempatan berikutnya suami akan enggan dan malas berkata jujur pada pasangannya.

APA KATA SUAMI KALAU SUDAH SEPERTI INI……
…….“mending gue bohong aja kalau seperti ini jadinya”……

Lebih dalam lagi, seharusnya istri berfikir kembali …kenapa sich suamiku membohongi/selingkuh/tidak betah lagi di rumah.

Pria punya kecenderungan SUKA DILAYANI, itu kadang yang istri mulai abaikan ketika istri sudah sibuk dengan urusan rumah tangga ataupun karir. Hal-hal kecil yang kadang dilupakan istri seperti membuatkan minum di pagi hari, mengambilkan makan ataupun service yang lain. Yang kecil-kecil seperti jika diabaikan lama-lama akan jadi bom waktu untuk timbulnya masalah.

Bila kepercayaan suami/istri sudah mulai berkurang atau bahkan hilang, hal penting dan harus segera dilakukan adalah “BERTANYA”… kembali pada hati masing-masing : “apakah masih ada keinginan untuk mempertahankan pernikahan, JIKA ….YA….., segera lakukan sesuatu :

Suami/Istri mengingat kembali mewujudkan tujuan itu, jangan sampai karena mulai saling tidak percaya, keharmonisan keluarga jadi terganggu.

Kalau memang berniat untuk MEMPERTAHAN PERNIKAHAN “pasti ada jalan” dan yang pasti niat itu harus berasal dari hati dua belah pihak. Lakukan instropeksi masing-masing dan buat komitmen bersama dengan sebenar-benarnya dan dari hati.

…..SEMOGA BERMANFAAT…. bagi keluarga saya dan anda.... pesan moralL "JAUHI PERSELINGKUHAN" karena banyak MUDHARAT-nya daripada MANFAAT-nya.....

(kutiban dari majalah SEKAR).

I will be back "Anake_Kamituwo Cell"

Allhamdulillah berkat rahmat Allah SWT, 7 Juni 2010 kumulai lagi usahaku ikhtiar mencari rejeki lewat jualan pulsa elektrik yang kurang lebih 1 tahun berhenti dulu dari bursa penjualan.



Dengan ridho Allah SWT juga dan diiringi ucapan Bimillahirrahmanirrahim kubuka brand baruku "Anake_kamituwo Cell". Harapannya, kedepannya site job ini dapat lebih baik dalam mengelolanya, Amin.

Rabu, 02 Juni 2010

Mengenang Kebaikan Orang

Di dunia ini tidak satupun orang yang bisa hidup sendiri. Kalaupun mereka yang sekarang sudah sukses dan menjadi the best dalam segala hal dan mendeklarasikan diri dia berhasil tanpa bantuan orang lain adalah "non sen".

Begitu pula diriku, aku lebih suka membayangkan kebaikan-kebaikan yang pernah diberikan beliau-beliau kepadaku. Dengan mengingat kebaikan mereka, semoga saya tetap bisa mengontrol dan selalu ingat dulu saya seperti apa.

Jika kucoba inventarisasi orang-orang yang pernah menolongku adalah :
1. Ke 2 orang tua (mak & bapak)
2. Bidan yang membantu kelahiran ibuku
3. Dhoke (Mbah putri)
4. Saudara-saudara kandungku (Mbak Eni, Mas Eko, Dik Hendra)
5. Guru-guruku dari TK, SD, SLTP, SLTA, Pembimbing Kursus
6. Pemborong marka jalan di sepanjang rs. dr. Soedono Madiun
7. Yang punya mebel
8. Yang punya jati murni
9. Mbak H. Abdurrahman
10. Bapak & Ibu Himawan Sutanto
11. Bapak La Baso Djamal
12. Bapak Alm. Sundoro Syamsuri
13. Alm. Bapak & Ibu Mertuaku
14. Teman-temanku di Kwarnas
15. Istriku tersayang.... dan masih banyak lagi yang lainnya.....

Minggu, 23 Mei 2010

Hebat! 2 Siswi SMAN 5 Madiun Juara Fisika Inepo

Madiun, zonaberita.com - Dua siswa SMA Negeri 5 Madiun benar-benar mengharumkan nama bangsa ini. Mereka berhasil memenangi International Environmental Project Olympiad (Inepo) 2010 di Kota Istanbul, Turki, yang berlangsung 19-22 Mei kemarin, dan membawa pulang medali emas setelah menyisihkan 106 finalis dari 45 negara.

Diperoleh informasi, dua wakil Indonesia lainnya juga mendapat emas untuk kategori Kimia yakni siswa dari SMA Semesta Bilingual Boarding School (BBS), Semarang, Jawa Tengah dan SMA Santa Laurensia, Serpong, Tangerang, Banteng.

Dua siswa SMAN 5 Kota Madiun yang patut dibanggakan itu adalah Nina Milasari (17), siswa kelas XI IPA dan Christina Kartika Bintang Dewi (15), siswa kelas X. “Siswa SMAN 5 Kota Madiun berhasil meraih emas untuk ketegori Fisika,” jelas Imam Zuhri, guru pendamping dua siswa ini, seperti dikutip tempointeraktif.com, Minggu (23/5/2010).

Dalam olimpiade tersebut, keduanya menguji hasil karya yang diberi judul The Use of Sugar Factory Dust in Making Seismic Resistant Bricks atau kegunaan limbah abu (dust) asap pabrik gula dalam pembuatan batu bata yang tahan getaran atau gempa.

Yang menarik, dua siswi itu nyaris gagal berangkat karena tidak mendapat bantuan dari Pemkot Madiun. Namun berkat keteguhan Komite Sekolah yang menggalang danadari perorangan dan perusahaan swasta, akhirnya kendala itu berhasil dilalui.

Kedua siswa SMAN 5 Kota Madiun itu berhasil menciptakan konstruksi batu bata yang dinilai tahan gempa. Inovasi teknologi mereka ini diciptakan melalui eksperimen berkali-kali yang memakan waktu sekitar satu tahun.

“Jadi kami memanfaatkan dust atau abu asap dari proses pembakaran bahan baku gula yang banyak terdapat di pabrik-pabrik gula,” jelas Nina beberapa waktu lalu sebelum berangkat ke Turki. Menurutnya, abu asap (dust) itu mengandung silikat yang tinggi.

Silikat adalah senyawa yang mengandung satu anion dengan satu atau lebih atom silikon pusat yang dikelilingi oleh ligan elektronegatif. “Silikat atau silikon dioksida (SiO2) itu memiliki daya rekat yang tinggi dan biasa digunakan untuk bahan baku pembuatan semen atau konstruksi lainnya,” katanya.

Nina mengaku awalnya mereka memanfaatkan abu asap tersebut untuk briket yang biasa dijadikan bahan untuk pembakaran. “Setelah tahu mengandung silikat yang tinggi, kami mencoba memanfaatkannya untuk pembuatan batu bata,” jelasnya.

Batu bata yang bahan bakunya dicampur dengan silikat menjadikan batu bata lebih ringan sehingga lebih tahan getaram atau gempa. “Konstruksi bahan bangunan ini cocok untuk di daerah yang rawan gempa,” tuturnya.(**/ijo)

Sumber: tempointeraktif

Senin, 10 Mei 2010

APA YANG BISA KITA BANTU..... WAHAI SAUDARAKU.......

Belum Ada Solusi Dana
Dua Pelajar SMAN 5 Madiun yang Berangkat ke Turki

MADIUN - Dukungan untuk Nina Mila Sari dan Christina Kartika, dua pelajar SMA Negeri 5 Madiun yang terancam gagal ikut INEPO (International Environmental Project Olympiad) di Istambul Turki terus mengalir. Kemarin (3/5), Dewan Pendidikan (DP) Kota Madiun meminta support ke DPRD dan Wali Kota Bambang Irianto.

Sayangnya, belum ada kepastian anggaran yang bakal didapatkan. Ini terungkap saat DP bertemu dengan Komisi I dan II DPRD Kota Madiun. Istono, ketua Komisi II menyatakan, keputusan penuh ada atau tidaknya dukungan dana bagi pelajar yang menjadi kontestan INEPO di Turki itu tergantung eksekutif. ''Kami akan melakukan komunikasi dengan eksekutif,''tukasnya.

Sementara, Ketua DP Parji sengaja membeber persoalan utama yang membelit tim Karya Tulis Ilmiah (KTI) SMAN 5 Madiun untuk mengikuti INEPO. Yakni, faktor pendanaan. ''Kami anggap ajang (INEPO) ini sangat prestisius karena tidak mudah untuk mencapainya. Mereka ini ikon Kota Madiun dan pantas diberi dukungan,'' tegas Parji,

Dikatakan, tim membutuhkan sokongan dana sekitar Rp 150 juta hingga Rp 200 juta. Namun, kendala dana itu yang mengancam Nina Mila Sari dan Christina Kartika gagal berangkat ke Turki. Padahal, Pemkot Madiun, sejumlah BUMD, dan pihak lain bisa membantu pendanaan. ''Untuk ukuran Pemkot Madiun, dana sebesar itu tidaklah besar,'' tohok Parji yang juga Rektor IKIP Madiun ini.

DP Kota Madiun, kata Parji, sudah menghubungi DP provinisi agar ikut mencarikan solusi. Hasilnya, DP provinisi siap mendorong Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk mengucurkan dana. ''Kami masih menunggu perkembangan,'' jelasnya. Setelah meminta dukungan DPRD, pihak DP kemarin mendatangi Wali Kota Madiun. Namun, lagi-lagi kepastian pendanaan belum didapatkan. ''Masih dikaji sumber pendanaannya,''tandas Parji.

Seperti diberitakan, dua pelajar SMAN 5 Kota Nina Mila Sari dan Christina Kartika memenangi lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) lewat karya yang berjudul The use of sugar factory dust in mailing seismic resistant brick atau Pembuatan batu bata dari abu pabrik gula. Keduanya berhak menjadi kontestan di INEPO Turki didampingi Imam Zuhri, guru fisika yang sekaligus akan menjadi juri dalam ajang tersebut. (ota/hw)
...kutipan dari JAWA POS - RADAR MADIUN

KOMENTAR :

Harianto Anake Kamituwo Jika ada yang berkenan membantu langsung sampaikan ke SEKOLAH ya.... berapa saja sing puenting ikhlas....
6 jam yang lalu

Lucky Smile Ayo KOnco, rencang....BANTU......Untuk masa depan.
4 jam yang lalu

Ddedy Martiajianto masalah itu sepatutnya diserahkan sepenuhnya ke dinas pendidikan kota dan pemda setempat...kerana kemenangan itu juga membawa nama kota madiun khususnya pemkot madiun. " MUDAH2 AN BERJAYA SEMUA "
4 jam yang lalu

Ariel Lia Yustisiana Kalo pemda n diknas bisa bantu,ya mana mungkin ada penggalangan dana seperti ini..
2 jam yang lalu melalui Facebook Seluler

Agung Trianto aneh bin ajaib.... anggaran pendidikan 20% dr APBN jauh melebihi anggaran pertahanan keamanan. Tapi kok msh ada kasus kaya gini. APA KATA DUNIA...?
sekitar sejam yang lalu melalui Facebook Seluler

Ariel Lia Yustisiana Rasah omong tok,Gung..ayo bantu..jgn lihat nominalnya,yg penting kita pny ketulusan dan keikhlasan hati u/mbantu mereka..
sekitar sejam yang lalu melalui Facebook Seluler ·

Jumat, 08 Januari 2010

Allhamdulillah....... Goo...internasional booo...!!!!














Banyak hal yang tak pernah kubayangkan dalam hidupku seiring berjalannya waktu pada waktunya kurasakan juga. Sungguh hal yang terindah dan ucapan terima kasih kuucapkan kepada seseorang yang memberi kesempatan itu.

Malu sebenarnya jika kuharus menceritakan semua ini, tapi ngga apa-apalah minimal dengan bercerita disini sebagai wujud rasa bahagia dan syukur kepada Tuhan atas nikmat yang telah diberikan kepadaku.

2 atau 3 tahun lalu ketika kantor mewajibkan setiap karyawan punya Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tidak pernah terpikir akan manfaat NPWP ini selain hanya potoongan dari gaji yang kuterima. Seperti yang saya tahu manfaat adalah jika keluar negeri yang punya NPWP bebas biaya fiskal. Dalam hati "mana mungkin saya keluar negeri" ternyata apa yang kurasa dalam hati adalah keliru ternyata Tuhan memberi kesempatan itu, dan akhirnya manfaat dari apa yang namanya NPWP itu kurasakan juga. Lumayan biaya fiskal keluar negeri Rp. 2.500.000,-

Jika dibanding dengan keponakan-aku (Dipta), dia duluan merasakan naik pesawat terbang. Dipta naik pesawat terbang pertama kali saat dipta belum tau apa itu pesawat, karena dia merasakannya ketika berumur kurang dari satu tahun usianya. Aku usia 34 tahun baru merasakan naik pesawat terbang.

rencana Alloh itu Indah

sWeeT MeMorY...... "NostalGia SMA"