beratnya jadi IMAM keluarga

Ketika saat dirimu akan menikah dengan seseorang wanita, ataupun saat ini kau sudah terikat dalam sebuah pernikahan. Tentunya itu melalui proses AKAD-NIKAH, yang intinya berbunyi: "aku terima nikahnya si dia binti si ini dengan mas kawin tersebut, tunai". Singkat, padat dan jelas, namun maknanya adalah perjanjian/ikrar yang artinya

"maka aku tanggung dosa-dosanya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan dia aku tanggung dan bukan orang tuanya yang menanggung, serta aku akan tanggung semua dosa calon anak-anakku. JIKA AKU GAGAL, maka aku adalah suami yang fasik dan ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku. (HR.Muslim).

Ternyata jadi IMAM dalam keluarga itu tidak mudah, karena terlalu sayang kepadanya aku tidak kuasa untuk bilang tidak apa yang dilakukannya. Seharusnya aku bisa melakukannya, namun sering kali aku biarkan. Bukan kesalahan aku memilihnya jadi pasangan hidupku, mungkin semua ini cara Alloh agar aku menjadi pribadi yang mampu berjuang untuk menjadikannya pribadi yang baik, seperti layaknya seorang muslimah. Aku hanya bisa berdoa pada Alloh, supaya aku diberi kekuatan untuk memberikan contoh yang baik dan akhirnya dia mau mengikuti kebaikan dengan sendirinya. Ya Alloh bukakan cahaya hidayah pada dirinya, supaya dia taat beribadah kepadaMu. Ya Alloh, jika sampai sekarang dia masih begini, ini semua karenaku dan aku tahu konsekuensinya, maka ampunilah aku ya Robb... Aamiin......